MANAJEMEN INVESTASI
Oleh
: Arowadi Lubis[1]
A. Pengertian
Investasi
Investasi
dalam pengertian perusahaan (bank) adalah aktifitas bank untuk menggunakan dana
yang dimilikinya, membeli harta tetap yang mempunyai nilai jangka panjang, atau
untuk membeli surat berharga jangka panjang ( satu sampai sepuluh tahun)
Dana
yang digunakan untuk investasi ini adalah dana yang didapat sesudah bank
menempatkan dananya menurut prioritas penggunaan dana bank. jadi misalnya untuk
primary reserve ditentukan 7 dari
total dana, lalu secondary reserve 30 dari total dana, pemberian kredit 50 dari
total dana, untuk investment adalah
100 – 7 – 30 – 50 = 8 dari total dana.
Perencanaan
pengalokasian dana ini biasanya dilakukan oleh bank-bank yang sudah mempunyai asset liability committee (ALCO) yang
berfungsi dengan baik. Perencanaan dilakukan pada permulaan tahun anggaran baru[2].
B. Tujuan
Bank Membeli Surat-surat Berharga
Tujuan
bank dalam membeli surat-surat berharga ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
menambah likuiditas bank
Dalam hal ini surat
berharga yang dibeli adalah surat berharga jangka pendek yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu dibutuhkan. Sebagaimana diketahui, bisnis perbankan selalu
diliputi ketidakpastian (uncertainty) dimana
kita tidak dapat menentukan berapa banyak nasabah kita akan menarik dananya
hari ini atau sebaliknya, yaitu berapa banyak nasabah akan menyetorkan dana.
Oleh karena itu, bank harus selalu berjaga-jaga terhadap nasabah-nasabah
seperti ini. Pembelian surat berharga berjangka pendek dan mudah dicairkan
ditujukan untuk menghadapi keadaan di mana sewaktu-waktu bank kekurangan dana
yang tersedia di dalam primary reserve.
2. Untuk
menambah income bank
Berbeda dengan tujuan
pertama, yaitu menambah likuiditas, pada tujuan kedua yang penting adalah
menambah income. Maka, yang dibeli
adalah surat berharga jangka panjang. Pendapatannya diperoleh dari pembagian
dividen atau kupon dari pembelian saham-saham dan obligasi. Tentu saja karena
surat berharga yang dipilih berjangka panjang, sifat dana yang digunakan untuk
membeli surat berharga ini harus benar-benar merupakan sisa sesudah ketiga
prioritas penggunaan dana yang utama dipenuhi.
C. Memenuhi
Keputusan Penggunaan Dana Untuk Investasi
Meskipun
alokasi dana bank yang paling besar saat ini adalah untuk pemberian kredit, ada
beberapa persen dari keseluruhan total dana yang dialokasikan pada surat-surat
berharga. Pembelian surat berharga ini meliputi beberapa macam, yaitu surat
berharga janga pendek, menengah, dan panjang. Peraturan memungkinkan bank untuk
melakukan pilihan investasi pada debt
securities yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan beberapa perkecualian
yang diantaranya adalah tidak diperbolehkan untuk membeli surat berharga pada
rekening pribadi.
Karena
pemberian kredit kepada nasabah dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari
pembelian surat-surat berharga, bank dapat secara maksimal menggunakan dananya
untuk pemberian kredit. Namaun, hal ini tidak mungkin karena:
1. Permintaan
akan kredit bersifat cyclical, untuk
beberapa masa, permintaan akan kredit yang baru jauh melebihi kemampuan dana
yang dapat dipinjamkan.
2. Bank
tidak dapat memperkirakan secara tepat arus dana yang masuk sehingga bank tidak
mungkin mengalokasikan seluruh dananya pada kredit.
` surat
berharga dapat digunakan untuk menutup kekurangan likuiditas apabila nasabah
yang ingin menarik depositonya terlalu banyak. Surat berharga ini dapat dijual
dengan cepat tanpa mengalami kerugian yang berarti dan dana yang diperoleh dari
penjualan dapat dipakai untuk menutup arus dana deposito yang mengalir deras.
Dengan
melihat hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan penanaman dana di dalam
surat berharga dapat diharapkan hasilnya sebagai penambahan incomeI. Di lain pihak, dapat juga
digunakan sebagai cadangan apabila kekurangan likuiditas yang diakibatkan oleh
arus dana keluar yang tidak dapat diperkirakan.
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keputusan Investasi
Sebelum
memutuskan untuk mengalokasikan dana dalam bentuk investasi surat berharga
jangka panjang, bank harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Jangka
waktu
Dalam hal ini apabila
jangka waktu surat berharga yang dibei panjang sekali, maka faktor
ketidakpastian akan semakin besar sehingga perlu dipertimbangkan apakah dana
yang diinvestasikan tersebut benar-benar tidak akan digunakan untuk waktu
singkat.
2. Tingkat
bunga
Faktor tingkat bunga
ini penting sekali karena pengetahuan tentang tingkat bunga bagi seorang
manajer bank sangat menentukan sekali apakah ia akan membeli surat berharga
jangka panjang atau surat berharga jangka pendek.
3. Pajak
Jenis pajak untuk
setiap surat berharga jangka panjang bermacam-macam. Tentu saja bank akan
memperhitungkan surat berharga dengan pajak yang minimum supaya pendapatan yang
diterima bank maksimum.
4. Mudah
dipasarkan atau tidak
Kalau surat berharga
yang dibeli tidak mudah dipasarkan, maka bank akan kesulitan apabila ingin
menjual kembali di bursa efek.
5. Kualitas
dan keamanan
Surat berharga yang
dikeluarkan oleh pemerintah biasanya tidak berrisiko, tetapi surat berharga
yang dikeluarkan oleh instansi swasta perlu dilihat apakah instanti yang
mengeluarkan surat berharga tersebut cukup terjamin pertumbuhannya sehingga
surat berharga yang dikeluarkan juga terjamin keamanannya.
6. Harapan
di masa mendatang
Apakah surat berharga
tersebut mempunyai prospek yang baik sehingga kapau membeli tidak akan timbul
kerugian? Apabila dinilai bahwa surat berharga mempunyai harapan bagus di masa
mendatang, keputusan untuk investasi pada surat berharga jangka panjang tersebut
akan semakin mantap.
7. Diversifikasi
Seorang manajer bank
perlu mengetahui diversifikasi dari surat berharga sehingga dalam menentukan
pilihan, banyak alternatif yang dapat dikemukakan. Disamping itu, investasi
pada bermacam-macam surat berharga juga mengurangi tingkat risiko kerugian yang
harus ditanggung oleh bank.
Comments
Post a Comment