SARANA
ANGGARAN
Oleh:
Arowadi Lubis
Kebutuhan akan sarana anggaran antara
satu bank dengan bank lain tentu dapat saja berbeda satu sama lainnya dan
sangat tergantung pula dengan besar kecilnya bank yang bersangkutan, maupun
jenis kegiatan usahanya. Namun, secara umum beberapa jenis sarana anggaran yang
mutlak diperlukan oleh setiap bank dapat diuraikan item-item utamanya.
A. ORGANISASI
Agar
fungsi anggaran dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, perlu ada unit kerja
yang khusus yang bertanggung jawab untuk melaksanakan koordinasi maupun
evaluasi anggaran. Unit kerja kerja
yang bertanggung jawab ini selanjutnya
disebut sebagai organisasi pendukung anggaran. Organisasi pendukung anggaran
mempunyai hubungan yang erat dengan kegiatan penelitian product depelovement,
akuntasnsi, asset habbility, commitee dan lanin-lain. Organisasi anggaran dapat
berbentuk skala divisi divisi atau skala departemen yang disesuaikan dengan pola struktur organisasi
bank yang bersangkutan. Organisasi anggaran setidaknya mempunyai empat fungsi
utama, yakni:
a. Research and statistical analysis.
b. Product depelovement
c. Organization and method
d. Corporate planning and bank budget
B. BANTUAN
AKUNTANSI TERHADAP KEGIATAN ANGGARAN
Akuntansi
sangatlah membantu anggaran sebagai variance
analysis pelaksanaan anggaran. Artinya, rekening dalam akuntansi dapat
diperbandingkan dengan angka yang ada dalam anggaran sehingga dapat diketahui
dengan jelas samapai sejauh mana target-target usaha dapat dicapai. Oleh karena
itu, untuk memudahkan pelaksanaan variance
analysis, rubrik chart of account dari
akuntansi sebaiknya disusun sama persis dengan rubrik-rubrik dari mata anggaran
yang ada. Dengan demikian, design dari sistem akuntansi dan design dari sistem
anggaran yang disusun sebaiknya diakurkan. Jika di dalam anggaran dihendaki
agar performance dari masing-masing
unit dapat diukur dengan tepat, di dalam sistem akuntansi juga direkam sama
persis.
Sejatinya,
ada perbedaan yang prinsipiil antara angka-angka anggaran dan angka-angka
akuntansi yakni akuntansi mendasarkan diri pada past performance atau angka historis, sedangkan transaksi-transaksi
yang dicatat dalam anggaran transaksi-transaksi yang diasumsikan (kemungkinan
besar) akan terjadi di masa yang akan
datang. Dengan kata lain, angka-angka anggaran adalah ukuran dari performance yang ingin dicapai untuk
waktu yang akan datang, yang disusun melalui proses yang cukup panjang.
Dalam
variancy analyses akan ditemukan dari
angka-angka akuntansi dan angka-angka anggaran yang perlu dievaluuasi lebih
lanjut apa sebab terjadinya. Apakah yang salah dari sisi anggaran atau yang
salah dari sisi performance yang
substandard atau telah melampaui target usaha yang ditetapkan. Kalau ternyata
sisi past performance yang masih di bawah target tentu perludidorong
lebih giat lagi untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kalau ternyata
tidak terapai juga, manager dari unit kerja yang bersangkutan perlu diberikan punishment (negative reward), dan
sebaliknya kalau target tersebut dapat dilampaui, sepantasnya manajer dari unit
kerja yang bersangkutan akan mendapatkan reward.
Dari
uraian sebelumnya, dapat disimpulkan setidaknya ada empat peranan akuntansi
terhadap anggaran yaitu:
a. Akuntansi
Sebagai Penyedia Informasi Keuangan
b. Akuntasi
Sebagai Pencatat yang Sistematis atas Pelaksanaan Anggaran
c. Akuntansi
Sebagai Alat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
d. Akuntansi
Sebagai Manajemen Informasi System
C.
APPROACH DAN
TEKNIK FORECASTING DALAM
PENYUSUNAN ANGGARAN
Salah
satu sasaran pokok yang ingin dicapai dari suatu anggaran yaitu penyusunan
rencana kegiatan yang akan datang yang dimanifestasikan dalam kesatuan nilai
mata uang. Karena dalam anggaran tersebut yang dibahas adalah masa depan yang
penuh ketidakpastian, maka di dalam anggaran banyak dilakukan kegiatan-kegiatan
yang berupa peramalan, prediksi, proyeksi dan lain-lain. Untuk menyusun
ramalan/prediksi kegiatan yang akan datang tersebut dapat ditempuh dengan
berbagai pendekatan yang sifatnya kuantitatif yang dibahas sebagai berikut:
a. Equilibrium Approach
Produk atau jasa yang akan dijual
oleh bank dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari masyarakat luas
(pasar). Jadi antara volume produk dan jasa yang akan ditawarkan dibandingkan
dengan potensi pasar yang ada harus terdapat keseimbangan. Cara penyusunan
estimasi kegiatan (volume) usaha ini disebut sebagai equilibrium approach. Pendekatan ini dapat digunakan dengan baik
apabila terdapat atau dapat diperoleh informasi yang jelas tentang besarnya
volume permintaan atau potensi pasar yang ada untuk masing-masing produk dan
jasa perbankan yang diperlukan oleh masyarakat di satu sisi, dan di sisi lain
juga perlu diketahui kapasitas (volume yang dapat disediakan) oleh bank-bank
yang menawarkan produk dan jasa yang dimaksud.
b. Correlation Approach
Pendekatan korelasi yang dimaksud
disini adalah persyaratan yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk
menyalurkan kegiatan keuangan melalui bank yang bersangkutan, misalnya kegiatan
ekspor, impor, L/C, bank garansi, transfer, inkaso (collection), dan lain sebagainya. Dalam aplikasinya, pendekatan
korelasi digunakan untuk perencanaan kegiatan usaha bank, pertama-tama harus
dihitung terlebih dahulu berapa volume kegiatan usaha yang akan dicapai oleh prime product.
c. Regulation Approach
Fungsi bank komersil/bank umum di
indonesia maupun di negara linnya tidaklah semata-mata hanya mengejar
keuntungan, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan pembangunan ekonomi di
negara yang bersangkutan. Dengan kata lain populernya bank juga harus
melaksanakan fungsinya sebagai agent of
depelovement. Dengan demikian, dalam rangka pelaksanaan prudential banking, bank sentral
menetapkan berbagai macam ketentuan dalam ekspansi kredit bank umum sebagai
berikut:
i.
Capital
Adequecy Ratio
ii.
Maximum
Legal Lending Limit
iii.
Loan
to Deposit Ratio
iv.
Net
Open Position (Posisi Devisa Neto)
v.
Kredit Usaha Kecil (KUK)
d. Market Test Approach
Untuk meramal volume usaha di masa
yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian, perlu dilakukan berbagai
pendekatan, salah satunya adalah test pemasaran dari produk dan jasa yang akan ditawarkan.
e. Statistical Approach
Salah satu alternatif yang dapat
dipakai untuk perencanaan kegiatan usaha yang akan datang adalah pendekatan
statistik. Cara ini valid apabila kondisi perekonomian perbankan tidak terdapat
perubahan-perubahan yang bergejolak, tidak terdapat perubahan sosial politik
yang berarti, dan tidak ada peraturan-peraturan baru di bidang
keuangan/moneter. Dengan kata lain situasai dan kondisi tidak banyak mengalami
perubahan.
i.
Fungsi Linear (Metode Trend Moment dan Metode Trend Least Square)
ii.
Metode Regresi Tunggal
iii.
Metode Trend Moment
iv.
Metode Trend Least Square
v.
Metode Kwadratik
f. Relationship Approach
Pendekatan relasi dapat digunakan
oleh bank yang segmentasi pasarnya dalah nasabah corporate. Pendektan ini
dugunakan untuk merencanakan kegiatan usha terutma untuk kegiatan pokok dari
bank yang bersangkutan yaitu kredit, ekspor, impor, bank garansi, local L/C dan
lain-lain. Hal ini disebabkan oleh:
i.
Nasabah hanya terbatas pada beberapa
debitur
ii.
Aktifitas bisnis para nasbah dapat
diketahui dengan baik, hingga dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan terhadap
produk dan jasa perbankan yang diperlukannya.
g. Break Even Approach
Analisasi pulang pokok biasanya
digunakan perbankan dalam usahanya untuk memperoleh laba, sehingga dapat
diketahui dengan jelas volume penjualan (kredit) yang harus dilakukan oleh bank
sampai bank dapat memperoleh laba. Dalam proses penyusunan anggaran abalisa
pulang pokok perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Mengingat di dalam dunia
perbankan didapatai banyak joint cost,
dan joint product. Oleh karena itu,
langkah pertama yng perlu dilakukan yaitu bagaimana caranya mengadakan alokasi joint cost tersebut ke dalam
masing-masing produk.
h. Market Factor Approach
Pendekatan ini ditempuh dalam
meramalkan volume usaha yang akan datang karena adanya unsure-unsur regulasi
ataupun karena adanya event-event tertentu
yang menciptakan pasar untuk produk dan jasa perbankan. Missal, penduduk
Indonesia yang senantiasa melaksankan ibadah haji setiap tahunnya.
D. BUDGET SOFTWARE
Penyusunan
anggaran membutuhkan informasi atau data baik yang bersifat kuantitatif maupun
yang bersifat kualitatif. Dengan demikian, dibutuhkan budget software sebagai alat untuk mengumpulkan data, evaluasi dan
pelaporannya. Sarana ini perlu di formulasikan dala bentuk baku agar mudah
digunakan dan terdapat keseragaman pemakaiannya di cabang-canang maupun unit
kerja lainnya.
Comments
Post a Comment