PENYUSUNAN
ANGGARAN DANA BANK
Oleh
: Arowadi L. Alfatih
Pada
awalnya bank beroperasi dengan hanya mengandalkan tersedianya dana yang
dimiliki oleh bank yang bersangkutan, namun dengan berkembangnya bisnis
keuangan atau bisnis lainnya yang memerlukan jasa keuangan, maka peranan bank
tidak lagi semata-mata sebagai penyumpul dana dan kemudian menyalurkan dalam
kegiatan perkreditan saja. Pada bisnis perbankan modern pada saat ini banyak
inovasi produk dan jasa yang dijual oleh bank yang akan menghasilkan dana bagi
bank atu adanya fund inflow ke dalam
bank yang bersangkutan.
-
Funding
Product, yaitu jasa-jasa perbankan yang mempunyai maksud dan
tujuan untuk mengumpulkan dana. Misalnya deposito, tabungan dan giro.
-
Jasa dan produk yang tidak memerlukan
dana, jasa dan produk yang menghasilkan fee
sekaligus menghasilkan dana, misalnya bank garansi, pembukaan L/C impor dan
lain-lain.
Sumber
dana bagi semua jenis kegiatan usaha akan sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan usahanya. Dana akan diperlukan untuk membelanjai pembiayan
(kredit), pengadaan barang-barang modal berupa aktiva tetap, maupun untuk
pengadaan modal kerja.
Bagi bank dana memiliki dua arti
yakni sebagai barang yang diperdagangkan sekaligus sebagai lat likuiditas.
Peranan dana bagi bank perlu mendapat perhatian yang seksama sebab kalau tidak
akan dapat merugikan bank yang bersangkutan. Selain daripada itu di dalam
penyusunan anggaran dana bank juga perlu diperhatikan sebagai factor yang
mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan dana
itu sendiri, disamping sumber-sumber dana yang ada di pasar. Besar
kecilnya anggaran dana bank juga tergantung kepada harga dana serta harga pasar
penempatan dana mupun mekanisme penciptaan dana itu sendiri. Sedangkan untuk
meramalkan kebutuhan dana juga akan dapat ditempuh melalui berbagai pendekatan
dan berbagai teknik.
A. FAKTOR-FAKTOR
KEBUTUHAN DANA BANK
Di
dalam penyusunan anggaran dana bank langkah pertama yang perlu diperhatikan
yaitu mengadakan penelitian factor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar
kecilnya dana yang diperlukan suatu bank untuk membelanjai kegiatan usahanya.
Secara lengkap factor-faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tingkat
kualitas manajemen
Mengingat bank merupakan perusahaan jasa
yang bersifat abstrak, maka pernanan para petugas, pejabat, manajemen bank yang
bersangkutan akan menjadi kunci keberhasilan dan kemajuan bank yang
dikelolanya. Suatu bank dengan komposisi manajemen yang kompak dan
professional, diharapkan akan mampu menggunakan dana yang terbatas untuk
mendapatkan earning assets yang mempunyai pfofitabilitas tinggi. Atau
dengan kata lain untuk financing sejumlah earning assets tertentu dapat
dipilih jenis sumber dana yang termurah dengan jumlah yang memadai serta tidak
melanggar ketentuan likuiditas minimum bagi bank yang bersangkutan. Seperti
yang telah ditetapkan oleh penguasa moneter.
Kualitas seorang anggota manajemen
sangat dipengaruhi oelh tingkat pendidikan, pengalaman maupun oleh nilai-nilai
(value) yang ada pada diri manajer tersebut serta aktivitas gaya
kepemimpinannya. Untuk meningkatkan kualitas tersebut dapat ditempuh melalui
berbagai pendidikan baik yang formil maupun fonformil di bidang teknis-teknis
operasional, manajemen perbankan serta bidang-bidang yang mempyunyai kaitan
erat dengan kegiatan usaha perbankan. Tingakt pendidikan dan pengalaman,
keterampilan kerja tersebut masih merupakan potensi yang terpendam pada diri
seorang anggota manajemen. Agar potensi tersebut dapat menjadi produktif harus
diaktualisasikan dalam segala kegiatan sehati-hari di dalam mengelola bank yang
bersangkutan. Efektifitas aktualisasi diri ini akan Nampak (dipengaruhi) oleh
nilai-nilai (value) yang ada pada diri serta gaya kepemimpinannya. Dari
uraian tersebut dapat dikemukakan di sini peranan manajemen akan mempunyai
pengaruh di dalam penyusunan anggaran kebutuhan dana bagi suatu bank dalam
rangka membiayai earning assetnya.
2. Tingkat
likuiditas yang dimiliki
Tingkat likuiditas suatu bank sangat
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran dana suatu bank. Bank yang memiliki
banyak idle fund berarti tidak membutuhkan pertumbuhan dana lagi, sebaliknya
dana yang dananya sudah banyak di salurkan kepada sector aktiva produktif
berarti masih membutuhkan pertumbuhan dana pada porsi tertentu, bank yang
mempunyai banyak idle fund anggarannya difokuskan pada bagaimana
memaksimalkan penggunaan dana. Sedangkan bank yang dananya sudah banyak di
salurkan pada earning assets tentunya harus memikirkan bagaimana caranya
bagaimana memupuk pertumbuhan dananya,
3. Tingkat
kualitas asset
Kualitas aktiva produktif tentunya
sangatlah berpengaruh terhadap pembuatan anggaran dana bank. Mengapa? Kualitas
aktiva produktif yang rendah akan menjadi tekanan yang berat bagi bank karena
kemungkinan keuntungan yang diperoleh sangatlah tipis sehingga bank akan
kesulitan untuk melakukan ekspansi
penempatan dananya. Kalau tidak ada ekspansi penggunaan dana berarti tidak
dibutuhkan pertumbuhan sumber dana, kalau ternyata terjadi pertumbuhan sumber
dana, justru hanya akan menmbah beban bagi bank yakni beban biaya dana.
Sebaliknya kualitas aktiva produktif
yang baik akan sangat baik bagi bank karena akan menambah keuntungan yang
maksimal bagi bank sehingga ekspansi kredit (penempatan) dana akan sangat
memungkinkan. Dengan kata lain, ekspansi penempatan dana bank akan membutuhkan
pertumbuhan dana, dalam artian dana untuk membiayai ekspansi penempatan
dananya,.
4. Struktur
deposit (simpanan)
Anggaran dana bank pada prakteknya
sangatlah dipengaruhi oloeh struktur dari dana pihak ketiga (deposits)
yang dimiliki oleh bank, artinya bank sejatinya menginginkan sumber dana yang
jangka waktu pendapannya lama, stabil atau tidak volatilm tingkat bunga (biaya
dana) rendah, prosedur dan mekanisme yang sederhana dan cepat, tidak mempunyai
pengaruh campur tangan terhadap manajemen, risiko perubahan kurs yang kecil.
Dengan melihat karakteristik dari masing-masing sumber dana bank, pihak bank
akan tau dana yang mana saja yang mudah dikelola dan dana yang sukar dikelola.
Dengan kata lain pihak bank akan mengetahui dana yang mana saja yang memiliki
tingkat keuntungan yang rendah dan tinggi, dan dana yang mana saja yang
memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat risiko yang rendah.
5. Kualitas
system prosedur
Tingkat kesukaran dalam memperoleh
sumber dana dalam hal ini disebut dengan kualitas system prosedur. Selanjutnya
system prosedur ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan anggaran dana bank.
Kualitas system prosedur yang baik tentunya akan dapat melakukan mobilisasi
pengumpulan dana dengan mudah, cepat, dan murah, demikian sebaliknya system
prosedur yang buruk akan menghambati momibilisasi pengumpulan dana. Dalam
kaitannya dengan penyusunan anggaran maka suatu bank yang mempunyai system
prosedur operasionil yang baik tentu akan lebih mudah melakukan rencana
ekspansi daripada bank yang system prosedur kerja operasionalnya
berbelit-belit.
6. Pemilik
dana
Secara umum pemilik dana yang dikelola
bank dapat dikelompokkan jadi dua yakni pihak ketiga dan pemilik. Masing-masing
pemilik dana mempunyai kepentingan yang berbeda tentunya ketika menyimpan
dananya di bank yang bersangkutan. Maka tuntutan masing-masing dari mereka juga
akan beraneka ragam. Bahkan seorang pemilik dana dapat menghancurkan suatu
bank, apabila dana yang ditempatkan di bank berjumlah besar, kemudian pada
suatu saat ditarik secara bersamaan melalui kliring. Dalam kaitannya dengan
penyusunan anggaran dana bank, bank harus
dapat memperoleh kepercayaan dan loyalitas pemilik dana.
7. Pemupukan
modal
Secara umum, modal suatu bank dapat
dikelompokkan menjadi dua yakni:
a. Modal
inti (tier one)
1) Modal
disetor dan agio saham
2) Modal
sumbangan
3) Cadangan
umum
4) Cadangan
tujuan
5) Laba
ditahan setelah diperhitungkan pajak
6) Laba
tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak
7) Rugi
tahun yang lalu sebagai pengurang
8) 50%
dari laba tahun berjalan
9) Dikurangi
goodwill
10) Dikurangi
jumlah penyisihan penghapusan aktifa produktif dari jumlah yang seharusnya
dibentuk
b. Modal
pelengkap (tier two)
1) Cadangan
revaluasi aktiva tetap
2) Penyisihan
penghapusah aktiva produktif
3) Modal
pinjaman
4) Pinjaman
subordinasi
Lantas, apa artinya pemupukan modal bagi
penyusunan anggaran dana bank? Ternyata dengan pertumbuhan modal bank dapat
melakukan ekspansi terhadap aktivanya dengan naiknya nilai CAR.
8. Besarnya
reserve requirement
Bank yang
hendak membentuk anggaran dananya perlu senantiasa memperhatikan besarnya reserve requirement yang
ditetapkan otoritas moneter. Karena
nilai reserve
requirement akan
mempengaruhi besarnya dana yang dapat disalurkan pihak bank ke dalam aktiva
produktif (earning assets). Ada beberapa bentuk reserve
requirement yakni :
a. Legal
reserve requirement
b. Working
capital reserve requirement
c. Seasonal/siclical
reserve requirement
B. SUMBER-SUMBER
DANA BANK
Untuk
mengetahui kebutuhan dana bank, perlu diketahui dari mana saja sumber dana bank
diperoleh. Pemaparan pada sub-bab ini adalah bahasan tentang sumber dana bank
yakni dari mana dan dalam bentuk apa saja dana bank diperoleh.
1. Dana
dari pemilik
Sumber dana bank yang pertama tentunya adalah dana yang diperoleh dari
pemilik bank yang bersangkutan. Bank pemerintah memperoleh dana dalam bentuk
ini dari pemerintah, dan bank swasta memperoleh dana tipe ini dari pemilik bank
yang bersangkutan baik dalam bentuk saham (untuk bank go public) maupun dalam
bentuk asset lainnya. Adapaun dana dari pemilik dapat berbentuk :
a. Modal
disetor, yakni dana yang disetor para
pemilik baik modal awal (saat pendirian
bank) maupun modal tambahan (disetor ketika bank sudah beroperasi)
b. Modal
sumbangan yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham. Termasuk
selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut
dijual. Modal yang berasal dari dominasi pihak luar yang diterima oleh bank
yang berbentuk badan hokum koperasi juga termasuk dalam pengertian modal
sumbangan.
c. Modal
Pinjaman (sebelum disebut modal kuasi) yaitu utang yang didukung oleh
instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal dan mempunyai
ciri-ciri : tidak dijamin oleh bank, dipersamakan dengan modal yang telah
dibayar penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan bank Indonesia, mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam
hal jumlah kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan-cadangan yang
termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi; dan pembayaran bunga
dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau laba tidak mendukung
untuk membayar bunga tersebut.
d. Pinjaman
Subordinasi yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebaga berikut: ada
perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman; mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari bank Indonesia; pada saat bank mengajukan permohonan
persetujuan, bank harus menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman
subordinasi tersebut; tidak dijamain oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh, minimal berjangka waktu lima tahun, pelunasan sebelum jatuh tempo harus
mendapat persetujuan dari bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut
permodalan bank tetap sehat; dan hak tagihan dalam hal terjadi likuidasi
berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan
modal). Dana pinjaman internasional seperti pinjaman dari bank dunia, ADB dan
pinjaman sejenis biasanya masuk dalam kategori pinjaman subordinasi ini.
2. Dana
dari cadangan
Dana dari cadangan yang dimaksud adalah
dana dalam bentuk cadangan yang dibentuk oleh bank. Beberapa cadangan yang
dibentuk oleh bangk adalah:
a. Laba
ditahan (retained earnings)
b. Laba
tahun lalu
c. Laba
tahun berjalan
d. Cadangan
umum
e. Cadangan
tujuan
f. Cadangan
revaluasi aktiva tetap
g. Penyisihan
penghapusan aktiva produktif, dan
h. Cadangan
rahasia.
3. Sumber
dana pihak ke III
Perlu untuk digaris bawahi bahwa dana
pihak ke III adalah sumber dana terbesar bagi setiap bank dibanding dengan
simber dana dari tiga kelompok lainnya. Dana pihak ke III diperoleh dari dari
berbagai kelompok masyarakat yakni kelompok masyarakat perorangan/rumah tangga,
kelompok perusahaan, swasta, pemerintah dan asing; kelompok bank dan lembaga
keuangan; dan kelompok yayasan, lembaga pemerintah, dan lembaga nonprofit
(nirlaba). Masing-masing kelompok yang bersangkutan tentunya mempunyai
kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda dalam menempatkan dananya di bank.
Oleh karena itu jenis produk dana yang dipilihnya untuk sarana penanaman dana
akan berbeda-beda pula. Sehingga jadi banyak sekali bentuk produk pengumpulan
dana dari dana pihak ke III, seperti dipaparkan berikut ini:
a. Rekening
Giro (demand deposits).Rekening giro
adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan mempergunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya,
atau dengan pemindah bukuan (overbooking).
b. Rekening
Deposito (time deposits); yakni simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dengan pihak bank yang bersangkutan.
c. Sertifikat
Deposito (certificate of deposit), yakni modifikasi dari deposito/simpanan
berjangka yang biasanya atas nama dan tidak dapat diperdagangkan, dan biasanya
dibayar pada akhir bulan/periode pembayaran bunga. Namun sertifikat deposito
mempunyai kekhususan tertentu, yakni:
1) Dapat
dicarikan di luar cabang penerbit
2) Bunga
dibayar dimuka dalam bentuk diskonto
3) Warkat
sertifikat deposito dapat diperjualbelikan/dipindah tangankan (negoziable)
4) Warkat
atas unjuk.
d. Tabungan
(saving deposit), yakni simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
e. Tabungan
yang dimodifikasi; tabungan yang dimodifikasi dengan mengaitkannya dengan
tujuan penggunaan dana tabungan oleh pihak ketiga. Misalnya tabungan ONH,
tabungan KPR, tabungan siswa, tabungan pensiun, dan lain sebagainya.
1) Rekening
kreditur umum (marginal deposit),
yakni rekening yang berasal dari nasabah dan diperoleh secara tidak langsung
dari kegiatan transaksi sehari-hari, dengan kata lain rekening ini merupakan derivative
product yang mengakibatkan timbulnya pengendapan dana dari nasabah. Semakin
aktif relationship bank dengan nasabah, semakin besar pula pengendapan
dana rekening ini). Rekening kreditur umum dapat terlahir dari berbagai mekanisme
kegiatan bank seperti: transfer masuk, transfer keluar, marginal deposit
bank garansi, marginal deposit
pembukaan L/C Import, traveler check (T/C),bank draft, collection, payroll
service, dan rekening persepsi pajak / wajib pungut pajak.
4. Antarbank
Passiva
Bank dapat melakukan transaksi di pasar
uang dengan membeli atau menjual dana kepada bank lainnya. Tujuannya untuk
menutupi kekurangan likuiditas atau mengurangi kelebihan likuiditas (idle
fung). Kegiatan jual beli dana jangka pendek antar bank di pasar uang
inilah yang selanjutnya menjadi salah satu sumber dana bank yang dikategorikan
sebagai sumber dana dari antar bank passive. Berikut adalah berbagai instrument
yang dapat dimanfaatkan oleh perbankan di Indonesia untuk mendapatkan dana
melalui mekanisme transaksi antar bank.
a. Interbank
call money market; yakni instrument pasar uang yang dibentuk dalam rangka mengerahkan
dana masyarakat untuk dipakai menunjang pelaksanaan pembangunan dan stabilitas
moneter.
b. Surat
berharga pasar uang (SBPU); yaitu surat berharga jangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan bank Indonesia dan pihak lainnya. Dalam
pelaksanaannya diperlukan adanya instrument (warkat) yang dikenal dengan surat
sanggup (aksep/promes) dan surat wesel.
c. Pembiayaan
bersama; yaitu kerja sama antara beberapa bank untuk membiayai proyek yang
besar (tidak dapat dibiayai sendiri oleh satu bank).
d. Likuiditas
dari bank Indonesia; yakni dana kredit yang diberikan bank Indonesia (bankers
bank) kepada bank umum dalam rangka guna
membantu membiayai kredit bank umum kepada nasabahnya atau untuk menutup
likuiditasnya.
e. Credit
line dari koresponden bank; dana pinjaman dari bank lain dalam berbagai bentuk
valuta dan dalam berbagai bentuk jangka waktu.
5. Sumber
pembelanjaan intensif
Sumber pembelanjaan intensif yakni
sumber dana yang berasal dari dalam (internal) bank itu sendiri walau dalam
pengertian yang semu, karena dana ini sejatinya tidak masuk dalam kelompok
liabilitas bank. Artinya sumber pembelanjaan intensif disini adalah pembelanjaan
aktiva produktif bank atau earning assets bank dari penjualan/pencairan
aktiva nonproduktif lainnya.
6. Pasar
Modal
Pasar modal adalah pasar keuangan yang
memperjualbelikan surat berharga jangka panjang. Secara umum, ada dua bentuk
surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal yakni surat berharga yang
bersifat utang atau obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan atau
saham. Kedua surat berharga inilah yang dapat dipergunakan sebagai sumber
pengumpulan dana bagi bank.
a. Obligasi;
yaitu bukti pengakuan utang dari perusahaan, yang terdiri dari obligasi atas
unjuk, obligasi atas nama, obligasi dengan jaminan, mortgage bonds, collateral
bonds, equipment trust bonds, unsecured bebenture bonds, subordinate bonds,dan perpetual bond. Obligasi menimbulkan kewajiban
mengembalikan utang dikemudian hari dan membayar bunga bagi bank. Perhitungan
bunga obliges juga bervariasi yakni obligasi dengan beban bunga tetap, obligasi
dengan bebean Bungan yang berfluktuasi, dan obligasi tanpa Bunga.
b. Saham;
surat bukti pemilikan modal suatu (sebagian) perusahaan. Ada berbagai jenis
saham yang diperjual belikan seperti saham atas unjuk, saham atas nama, treasury
stocks, saham biasa, saham preferen, saham preferen kumulatif, dan saham
istimewa. Biaya yang timbul dari penerbitan saham adalah dividen yang harus
dibayarkan setiap tahun serta adanya selisih harga (capital gain/capital
loss) antara harga nominal dengan harga pasar.
C. FUNGSI
DANA BAGI BANK
1. Alat
pembayaran (financing) kegiatan usaha
bank
2. Sumber
likuiditas
3. Tolok
ukur kepercayaan masyarakat
4. Tolok
ukur Solvabilitas
D. PERHITUNGAN
BIAYA DANA BANK
1. Factor-faktor
yang mempengaruhi biaya dana
a. Komposisi
jenis dana
b. Tingkat
bunga dana di masyarakat
c. Jangka
waktu pengendapan dana
d. Volume
dana itu sendiri
e. Biaya
operasional
f. Unloanable
fund
2. Biaya
dana
a. Cost
of Borrowing
b. Cost
of Fund
c. Cost
of Loanable Fund
d. Marginal
Cost of Fund
e. Cost
of Investible Fund
f. Cost
of Money (COM)
E. PERENCANAAN
VOLUME DANA
1. Pemilihan
sumber dana
a. Sumber
dana jangka pendek versus sumber dana jangka panjang
b. Pemilihan
dana rupiah versus dana valas
c. Pemilihan
sumber dana dari pihak ketiga versus dari modal sendiri
2. Tekhnik
perencanaan volume dana
3. Mekanisme
Penciptaan Dana
a. Melalui
nasabah/masayarakat
b. Melalui
derivative product
c. Melalui
pasar uang
d. Melalui
saluran pasar modal
e. Melalui
pembiayaan bersama
f. Melalui
bank sentral
g. Melalui
pembelanjaan intensif
Comments
Post a Comment